Senin, 15 Oktober 2012

[Puisi] ASTANA


ASTANA 
Karya: Sri Maryani

Dan ketika kelak
Pada akhirnya aku pulang dengan lugu
Aku tak dapat menyembunyikan muka cemasku
Ketika waktu menggenggamku dengan langkah terburu
Aku seperti anak kecil yang diseret
Tersuruk di antara wajah-wajah batu
Mulut-mulut gagu
Dan laku yang tak pernah paham tentang rindu
Dan ketika waktu mengajakku pulang
Pada rumah-rumah nisan
Aku belum pandai mengumpulkan bekal
Seperti seorang tua mengumpulkan remah
Dari piring-piring yang pecah
Astana..
Istana terakhirku..
Tempat aku rebah dibenam waktu
Bagaimana kelak aku menjawab sunyiku
Sedang kelak mulutku gagu
Dan yang bicara hanyalah lakuku di masa lalu
Ketika seorang tua berkata padaku di sore itu,
"gegaslah sebelum hitammu menjadi uban!"
Betapa pada akhirnya hidup tak dapat kita ulur
Pada waktu yang telah kita punggungi
Lalu kita terjerat kenang
Saat kita menoleh ke belakang
Kemudian,
Dengan lugu kita mengakui
Bahwa hidup lebih dari soal
Bagaimana kita menjamu waktu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar