E-Learning: Dinamika Pendidikan dan Praktiknya
Sri
Maryani, S.Pd.
Sejarah
sekolah di Indonesia dimulai dari pendidikan nonformal sejak zaman Hindu,
kemudian diikuti oleh sekolah-sekolah formal yang dimulai pada masa
awal penjajahan Kolonial yang pada awalnya hanya dikhususkan untuk orang-orang
Belanda. Jauh sebelum itu, pendidikan telah banyak diajarkan dari orang tua pada anak-anaknya atau para ahli kitab pada pemeluk kepercayaan. Bagaimanapun bentuknya, sekolah merupakan wadah penting untuk mencetak
generasi cerdas yang akan melahirkan pemikiran-pemikiran terbaik.
Pendidikan pada awalnya menggunakan pola klasik. Pembelajaran klasik menjadikan
guru sebagai pusat informasi. Guru menyampaikan dan siswa menerima informasi.
Pembelajaran menjadi kegiatan transfer ilmu satu arah yang tersekat oleh
ruang kelas dengan metode yang terbatas. Kelengkapan pembelajaran terbatas pada papan tulis, kapur tulis, dan buku ajar. Dinamika pembelajaran mengubah media secara bertahap. Papan tulis, black board berganti dengan white board, kapur berganti
dengan spidol. Papan manual kemudian berganti layar LCD, dominasi spidol berganti rupa-rupa slide presentasi power point, flash, atau director dengan laptop sebagai otak operasi. Buku ajar bukan sumber ajar tunggal
lagi. Inilah yang dimaksud dengan dinamika masa, pergeseran budaya pendidikan
yang berbanding lurus dengan perkembangan budaya di masyarakat.
Dinamika pendidikan ini kemudian
membuka sekat pendidikan formal yanga asalnya tertitik berat pada pendidikan
formal di ruang kelas menjadi pembelajaran di mana saja dan kapan saja. Di masa mendatang penyelenggaraan
pembelajaran jarak jauh (distance learning) bisa jadi tak terbatas. Para
pembelajar bisa menikmati pembelajaran di mana saja dan di sinilah E-Learning berperan.
Dinamika pendidikan membuka celah
pembelajaran tak terbatas melalui program E-learning. Pembelajaran berbasis
media elektronik sebagai medium untuk ketersampaian ilmu dan penggalian ilmu
yang lebih dalam lagi. Karena, pada hakikatnya proses pembelajaran bukan
sebatas mengetahui, tapi juga menemukan lebih lanjut lagi yaitu apabila bisa
dapat mengembangkan.
Praktik Konkret E-Learning
Banyak
buku, artikel, seminar yang telah mengkaji tentang E-Learning. E-Learning
sebagai pembelajaran berbasil media elektronik memerlukan pengenalan,
pengembangan, optimasi, dan penyiapan SDM yang ahli. Dalam praktik pembelajaran
di sekolah, E-Learning mulai dikembangan di sekolah. Salah satu icon media
E-learning yang favorit digunakan adalah internet.
Mobilitas
hidup semakin tinggi dan semakin banyak sumber informasi yang bertebaran
membuat proses penyerapan informasi tidak hanya cukup sebatas membaca buku teks
secara fisik. Program internet banyak digunakan untuk media pembelajaran di antaranya
jejaring sosial seperti facebook, twitter, linkedin atau juga ruang catatan
online seperti blogger, tumbler, wordpress, dsb.
Dabbagh
dalam handout materinya Using Blogs as a teaching and Learning Tool
mendefinisakan bahwa blog adalah format publikasi mikro atau pendokumentasian
pikiran tentang sebuah isu ke dalam web. Dabbagh juga menyebutkan bahwa blog
sebagai jurnal spontan. (Maryani, 2011)
Pada tahun 2011 sebuah
penelitian pernah dilakukan penulis di SMAN 3 Bandung untuk menguji efektivitas
pemanfaatan blog sebagai media portofolio virtual. Penelitian ini yang kemudian menjadi kajian dalam skripsi penulis. Konsep sederhana pengembangan media dapat digambarkan sebagai berikut.
|
Dok: Pribadi |
Kecenderungan
manusia untuk mengeksiskan diri seperti yang selama ini terlihat dengan
menjamurnya pengguna media sosial dimanfaatkan untuk meningkatkan hasil
pembelajaran. Gambaran E-Learning yang dilakukan sesuai skema di atas adalah sebagai berikut. Penulis membuka blog pusat pembelajaran menulis cerpen. Link media pembelajaran yang digunakan yaitu
http://penacerpen.blogspot.com sebagai media pusat kemudian dilingkfest ke jejaring sosial sebagai media diskusi dan update informasi dengan alamat
https://www.facebook.com/groups/blog3anginpasat/
|
Head Blog (Dok: Pribadi) |
|
|
| |
|
|
|
Linkfest FB sebagai media komunikasi (Dok: Pribadi) |
Dalam blog pusat terdapat alamat-alamat blog siswa yang dapat diakses oleh guru setiap saat di manapun. Selain itu, linkfest ke media sosial facebook menjadi keasyikan tersendiri karena siswa dapat membuka diskusi lebih santai dan terbuka. Mereka saling mengkritisi kemudian tertantang untuk terus menuis walau tidak ada penugasan. Alhasil jadilah murid-murid yang produktif dalam berkarya. Setelah dilakukan penelitian diperoleh beberapa data sebagai berikut.
Penelitian dilakukan di dua kelas yaitu kelas eksperimen (kelas yang menggunakan blog) dan kelas kontrol. Di kelas eksperimen terlihat siswa yang memublikasikan atau mengumpulkan tugas lebih cepat daripada kelas kontrol. 21% dari total sampel eksperimen produktif menulis dibandingkan kelas kontrol yang hanya 4%.
|
Dok: Pribadi |
|
Dok: Pribadi |
Hasil penelitian tersebut menunjukkan peluang penerapan E-Learning dalam pendidikan sangat terbuka lebar. Namun, bersama peluang tersebut ada juga beberapa tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan E-Learning. Yang pertama adalah bagaimana memahamkan guru dan murid tentang konsep e-learning. Karena selama ini, e-learning hanya sebatas E-Tugas dalam artian guru seringkali memanfaatkan salah satu media e-learning yaitu internet sebatas hanya untuk mencari sumber data untuk tugas. Padahal internet dapat digunakan sebagai media portofolio virtual untuk menyimpan materi pembelajaran juga tempat mendokumentasikan dan mempublikasikan karya yang tepat.
|
Dok: Pribadi |
Selain itu, tantangan e-learning berikutnya adalah sebaran teknologi yang belum begitu merata ke seluruh pelosok Indonesia. Oleh karena itu, sebenarnya terbuka lebar untuk perusahaan-purasaan telekomunikasi untuk mengembangkan tantangan ini menjadi sebuah peluang untuk mencerdaskan bangsa misalnya dengan program Internet Masuk Desa (IDM) juga pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan skill (keahlian teknis) yang menunjang e-learning. Tantangan lainnya yaitu e-learning harus diterapkan diiringi dengan meningkatkan motivasi/inisiatif siswa oleh guru. Siswa masih memiliki kecenderungan gerak secara bebas memanfaatkan media sesuai kemauan mereka. Guru perlu mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan tepat.
E-learning sebagai kegiatan pebelajaran berbasis media elektronik secara online masih membutuhkan kombinasi dengan pembelajaran off-line sebagai kontrol. Inilah yang disebut
Blended Learning yang akan tetap menjaga keterlibatan siswa dalam proses yang humanis.
E-Learning masih akan berkembang terutama ke arah teknologi mobile. Sebagai suatu fenomena yang sedang digandrungi saat ini, teknologi mobile berpeluang besar mejadi medium
E-Learning yang membantu siswa lebih luwes menikmati pendidikan sebagai sarana untuk memperdalam keilmuan juga menghasilkan karya. Guru seharusnya menangkap ini sebagai alternatif dalam mengembangan suatu mekanisme pembelajaran yang interaktif dan linear dengan dinamika pendidikan yang terjadi. Pun begitu perusahaan telekomunikasi baik itu alat komunikasi juga perusahaan penyedia jaringan. Ini mungkin yang dimaksud peluang dalam dinamika pendidikan kita.
Referensi:
Maryani, Sri. 2011. Efektivitas
Pemanfaatan Media Blog dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Pembelajaran
Menulis Cerpen (Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Sma Negeri 3 Bandung Tahun
Ajaran 2010/2011). Bandung: Tidak Diterbitkan (Skripsi)
http://www.bunghatta.ac.id/artikel/54/teknologi-informasi-dalam-dunia-pendidikan.html [25 Desember 2013]
http://idelearning.com/masa-depan-e-learning-dalam-dunia-pendidikan/ [25 Desember 2013]
http://www.ica-sae.org/trainer/indonesian/p11.htm [25 Desember 2013]