Sabtu, 20 April 2013

Hari Perempuan Indonesia

21 April adalah hari perempuan Indonesia
Masyarakat sering menyebutnya sebagai hari Kartini karena beliau dipandang sebagai pejuang perempuan.
Padahal, banyak sekali Perempuan pejuang di bangsa kita ini.
Kartini berjuang dengan penanya..

Cut Nyak Dien, perempuan pejuang dari Aceh yang dibenci belanda karena sikap tegasnya ini, turun ke Medan laga perjuangan. Ia seorang perempuan yang tak ingin dikesampingkan haknya untuk memperjuangkan kemerdekaan.
Ia, pejuang, yang sampai akhir hayatnya tak mencium kembali tanah kelahirannya.
Ia rela wafat dengan terhormat di tanah asing bernama Sumedang.

Kita sebut Dewi Sartika, Perempuan pejuang dari tanah Pajajaran...
Ia sang penyuara pendidikan....

Kita sebut Cristina Martha Tiahahu, perempuan pejuang dari tanah Maluku yang pada usia 17 tahun sudah mengangkat senjata melawan penjajah.


Maka hari ini, tanggal 21 April adal Hari Perempuan Indonesia yang pejuang. Memperingatinya tidak cukup bersolek dan membalutkan kebaya ke badan, selang beberapa jam lalu melepas dan melupakannya.

Puisi ALAM

Alam
Karya Bahrul Hidayat
Siswa kelas VII SMPIT As-Syifa Boarding School


Hutan-hutan membentang luas
Rumput hijau tersebar menjadi alas
Gunung-gunung menjulang ke atas

Sejuk udara di pagi hari
Langit biru yang sangat tinggi
Binatang berlari-lari
Di tengah terik mentari
Biru pun ikut menemani
Di lahan yang sangat sepi

Tanah kayu batu memberi isyarat
Kalau penghujung hari sudah dekat
Namun semua sudah terlambat
Bagaikan daun habis dimakan ulat

Ilalang menari-nari
Angin datang melihati
Tanah tersinari matahari

Saat buldozer datang
Surga pun sesaat hilang
Diri menangis berulang-ulang
Berharap surga akan datang

JIka Munkar Nakir Bertanya, Apa yang Kelak kamu Jawab?

Setengah mempercepat langkah, saya masuk ke kelas VII Al Khawarizmi. Nyaris lupa bahwa jadwal telahlah berubah, saya ada kelas di jam pertama.
Pertemuan seblumnya mereka mengeksplorasi kemampuan mereka bermajas. Mereka bukan lagi menebak lagu-lagu yang mengandung majas. Saya ajak mereka membuat karikatur, komik, atau lirik lagu gubahan yang mengandung majas.
Pertemuan kali ini Materi "Wawancara"
Masuk kelas. Saya kira  materi ini tidak akan tuntas dalam satu waktu. Alhasil, hari itu saya konsep untuk membuat peta proyek yang harus anak-anak kerjakan.
Ada pembentukan kelompok, desain wawancara, dan menyusun kerangka pertanyaan berdasarkan unsur-unsur pembangun berita.
Hmm, seperti kesuksesan di angkatan satu tingkat di atas mereka, saya pun ingin mengulang metode kali ini di kelas VII. Saya ingin mengeksplorasi kemampuan mereka berkomunikasi, berdialog, dan mencari sesuatu secara detail.
Tak lama kemudian, setelah mereka selesai berkelompok. Mereka pun mulai memetakan simulasi wawancara yang akan mereka praktikan.
Seperti biasa saya berkeliling sekadar memastikan bahwa mereka benar sedang memetakan tugas atau sekadar berbincang singkat dengan mereka. Pertanyaan riuh silih berganti tentang konsep simulasi yang akan mereka tampilkan....
Tiba-tiba seorang anak, berseloroh menyebutkan nama temannya, Syahid. Bu, tema wawancara bebas kan? Iya, ini Syahid katanya mau tanya.
"Iya Syahid, kenapa?"
"Bu, boleh bebas kan? Bu, kalau wawancara tentang kuburan boleh tidak?" mata anak tersebut serius memandang saya dengan tak lupa senyum halus yang menjadi ciri khasnya. Matanya menatap penuh, sekadar memastikan saya akan merespon sepeti apa.
Saya masih kurang jelas menangkap apa yang dikatakannya.
"Maksudnya bagaimana, Syahid?"
"Iya, Bu. Wawancara dengan Munkar dan Nakir"

Entah kenapa tiba-tiba berdegup mendengar itu. Format sosiodrama akan seperti apa?

Merinding saya mendengarnya...
"Hmmm... Syahid, coba cari tema yang lain ya"
"Iya bu.." Mungkin ia pun tak begitu serius dengan niatnya..

Tapi pertanyaan syahid masih begitu terjaga di ingatan saya, wawancara dengan .....


*bersambung




Minggu, 14 April 2013

Lomba Pedagogik Guru SMPIT As-Syifa Boarding School


Hmm... Membuka file-file foto lama, dan menemukan ini. jreenggg.... Alhamdulillah berkesempatan berada di tengah-tengah mereka. Hmm.. Inovasi pembelajaran jelas selalu dibutuhkan agar kegiatan pembelajaran tidak menjenuhkan dan dapat benar-benar menggali potensi siswa. Ini lupa tanggalnya kapan.

Membersamai anak-anak kelas IX


Ini momen yang sudah lama terlewat, tapi sayang jika dibiarkan begitu saja. Tinggal sepekan lagi mereka akan UN. Semoga Allah mempermudah mereka. Tetap menjadi anak-anak sholehah, menjaga harga diri sebagai muslimah yang taat, tetap memegang rasa malu untuk tidak mencontek karena Allah Mahamelihat segala apa yang kita kerjakan. Doa bunda selalu terjaga untuk kalian.... UN Sukses! Allahu Akbar!!!

SMPIT As-Syifa Boarding School

Sabtu, 13 April 2013

Praktik Berpuisi (Guru dan Murid Berlomba)

Belajar puisi bukanlah sekadar belajar teori tentang unsur lahir dan batin yang ada dalam puisi. Belajar puisi bukan sekadar mengenal pengertian tipografi, rima, diksi, citraan. Belajar puisi adalah belajar memahami dan mengapresiasi. Belajar berpuisi juga belajar mengasah potensi diri. Seorang guru bukan sekdar memahamkan teori tetapi juga mampu membuncahkan motivasi. Ketika seorang guru menginginkan siswa-siswanya berkarya, maka sang guru juga harus ikut menceburkan diri dalam berkarya. Berikut ini aplikasi pembelajaran puisi yang telah dilakukan. Saya bersama anak-anak berlomba-lomba menulis puisi setiap hari selama liburan. Puisi yang tercipta, sungguh diluar sangka... Indah... :)

Salah satu puisi Aginda Zahra Fauziah siswa kelas IX SMPIT As-Syifa Boarding School 


Ini puisi karya Sang Guru... :)

Puisi karya Raihan Muhammad Ihsan